Wanita Dalam Pandangan Islam
KEDUDUKAN
WANITA DALAM PANDANGAN ISLAM
Pertanyaan:
Bagaimana
Islam memandang wanita? (contoh kasus di Afganistan saat Thaliban berkuasa
wanita dilarang keluar rumah atau ikut berpolitik atau ikut berolahraga)
Dan maukah kita memandang
wanita sebagai mana pandangan orang jahiliyah bahwasana wanita itu mahluk yang
menyusahkan
Jawaban:
Agama Islam memandang kedudukan perempuan
sama dengan kedudukan laki-laki seperti memandang kedudukan manusia pada
umumnya, sebagaimana dinyatakan nash-nash berikut:
1. Perempuan sebagaimana
manusia pada umumnya diciptakan Allah sebagai makhluk-Nya yang paling baik
dibanding makhluk-makhluk-Nya yang lain, Allah swt berfirman:
لَقَدْ
خَلَقْنَا اْلإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ . [التين (95) : 4]
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” [QS. at-Tin (95): 4]
2. Allah memuliakan
menusia. Allah swt berfirman:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي ءَادَمَ
وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ
وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلاً . [الإسراء (17):
70]
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami
muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri
mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” [QS. al-Isra’
(17): 70]
3. Allah swt menjadikan
manusia sebagi khalifah di bumi. Allah swt berfirman:
وَإِذْ
قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي اْلأَرْضِ خَلِيفَةً. [البقرة
(2): 30]
Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi”.” [QS. al-Baqarah (2): 30]
Allah sebagai Dzat Yang Maha Pencipta lagi
Maha Tahu, mengetahui dengan sungguh-sungguh kekuatan dan kelemahan manusia,
sedang manusia sendiri bukanlah makhluk yang paling tahu tentang hakikat,
kekuatan dan kelemahan dirinya. Dalam pada itu Allah berkehendak agar manusia
tetap dalam keadaannya, ialah sebagai makhluk yang terbaik, sebagi makhluk yang
mulia dan sebagi khalifatullah fil-ardh.
Untuk menutupi kelemahan-kelemahan manusia
dalam menjalankan tugasnya, Allah swt menurunkan petunjuk berupa al-Qur’an yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dan menjadikan Nabi Muhammad sebagi panutan
dan ikutan dalam melaksanakan petunjuk itu.
Sekalipun laki-laki dan perempuan
kedudukannya sama di sisi Allah swt, namun menurut kodratnya laki-laki berbeda
dengan perempuan. Kerena perbedaan kodrat itu Allah menetapkan
petunjuk-petunjuk yang sama antara kedua jenis itu dan ada pula
petunjuk-petunjuk yang berbeda, sesuai dengan kodratnya, sehingga masing-masing
mereka dapat menjadi makhluk terbaik, makhluk yang mulia dan dapat pula
melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah di bumi.
Kedua jenis ini harus ada dalam usaha
memakmurkan bumi, keduanya harus bahu membahu, bekerja sama, tidak boleh ada
yang kurang dari salah satu dari dua jenis itu.
Seandainya ada perbedaan dalam pelaksanaan
syariat Islam pada suatu negara tentang laki-laki dan wanita, maka hal ini
disebabkan perbedaan penafsiran terhadap al-Qur’an dan as-Sunnah, mungkin pula
karena pengaruh kepercayaan yang telah berurat berakar pada suatu negara atau
karena adat istiadat yang berlaku di negara itu.
Komentar
Posting Komentar